Perahu Kuno ditemukan di Bojonegoro "diperkirakan kapal jaman Belanda"


Terungkapnya berbagai misteri akhir-akhir ini menambah keyakinan beberapa orang bahwa ini adalah tanda-tanda akhir zaman. Begitu juga yang terjadi di Desa Kalangan, Bojonegoro ini. Pada 25 September 2012, warga Dusun Bandung, Desa Kalangan,  Kecamatan Margomulyo, Bojonegoro digemparkan temuan bangkai perahu besar di Sungai Bengawan Solo. Walau masih tertancap di dasar bengawan, tetapi penemuan perahu tersebut menjadi tontonan menarik warga sekitar.

Kapolsek Margomulyo, AKP Ridwan mengatakan, temuan warga di dasar sungai masih belum jelas karena yang terlihat hanya potongan besi tua yang sudah berkarat. Warga menduga, lempengan besi tua itu adalah bagian dari bangkai perahu yang tertimbun di dasar sungai. Usianya diperkirakan sudah ratusan tahun.

"Sampai sekarang belum jelas, tapi ada yang bilang perahu peninggalan zaman Belanda," kata Kapolsek.

Warga pertama kali melihat potongan besi itu saat mandi di sungai. Karena ukurannya besar, lalu dicarilah potongan lainnya dan ternyata ditemukan yang lebih besar. Tak lama, kabar temuan tersebut tersebar dan banyak yang berusaha ikut menggali.

Kebetulan saat ini musim kemarau sehingga air di sungai tinggal sedikit. Warga pun dapat dengan mudah melakukan penggalian hingga akhirnya terkumpul belasan besi tua. Karena diduga bekas kapal, ukurannya pun lebih besar dari perahu yang biasa digunakan untuk transportasi warga di Bengawan Solo.

Sejak kemarin, warga yang melihat perahu kuno semakin banyak. Bahkan, aparat kepolisian setempat dan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro langsung meninjau lokasi. Meski terik, warga tetap penasaran ingin melihat temuan tersebut.

Di saat warga ramai-ramai mengambil besi tua, Disbudpar  Bojonegoro justru menyayangkan sikap warga yang terburu-buru mengambil potongan besi tersebut. Sesuai ketentuan Balai Arkeologi Yogyakarta, seharusnya bangkai yang diduga perahu dibiarkan terlebih dahulu sebelum dilakukan observasi.

Kabid Pelestarian Budaya Dibudpar Bojonegoro, Saptatik, mengatakan sudah mendengar kabar tersebut. Bahkan staf Disbudpar sudah meninjau ke lokasi. Tapi ia menyayangkan pengangkatan sebagian temuan yang diduga perahu.

"Kalau diangkat kan semakin sulit menentukan itu perahu atau bukan, karena dapat merusak struktur aslinya," ungkap Saptatik.

Disbudpar Bojonegoro mengaku akan melaporkan hal ini ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto. Hal ini untuk memutuskan apakah akan tetap dilanjutkan untuk penggalian atau ada kegiatan lain.
Sumber : blokbojonegoro.com

Bagi anda pembaca Buku ekspedidi Bengawan solo, mungkin ada kaitannya. Bagi yang belum baca silahkan anda cari secara on line buku tersebut dengan  Klik disini .

berikan komentar yang membangun dan jangan lupa klik likebox Facebooknya di bawah ini !
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar anda !