Tradisi Nyadran atau Bersih Desa adalah tradisi dimana warga desa mendoakan para leluhur desa dan tokoh yang berperan dalam membabat hutan di desa setempat jaman dulu. Tradisi Nyadran ini mengalami pergeseran prosesi dan nilai seiring bertambahnya jaman. Cara memperingatinya pun tiap desa bermacam-macam. Ada yang mengisinya dengan acara tayub, reog, wayang krucil, wayang kulit, dan berbagai kesenian tradisional lainnya sesuai dengan tradisi setempat.
Mungkin beberapa tempat sudah tidak lagi memperingatinya seperti jaman dulu, atau bahkan berubah menjadi tradisi pengajian tahunan atau sejenisnya. Dalam hal ini tergantung dan sesuai dengan kondisi dan kesepakatan oleh warga desa setempat.
Seperti halnya di Desa Gandri Kecamatan Pangkur Kabupaten Ngawi ini, disini mempunyai tradisi unik. Kenapa unik ? karena dijaman yang modern ini mampu mempertahankan nilai tradisi dan adat istiadat ditengah berbagai upaya penggerusan nilai keragaman budaya nusantara. Terlebih lagi di desa ini digelar acara pentas wayang kulit tetapi tanpa sinden. Kenapa ? menurut penuturan warga setempat, Ki Ageng adalah seorang Kyai beragama Islam dari keturunan Majapahit yang sangat alim. Pernah Pagelaran wayang di dalam area Pasarean / makam Ki Ageng tersebut dilengkapi dengan sinden. Tetapi justru sinden tersebut bisu tidak dapat berkata. Untuk ulasan lengkapnya, tunggu di postingan selanjutnya.
Nah, berikut Galeri foto Nyadran/ bersih Desa Gandri pada hari Kamis Kliwon malam Jumat Legi 29 mlm 30 Juni 2017 pada siang hari di Punden "Area Makam Ki Ageng". untuk pagelaran malam harinya (malam jumat legi) kami tidak dapat mendokumentasikannya, dikarenakan kesalahan tekhnis suatu hal. Semoga berkenan.
Galeri Foto Tradisi Nyadran Gandri