Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

Asal-Usul Gunung Urung Desa Munggut Kecamatan Padas Ngawi

Gunung Urung terletak di Desa Munggut Kecamatan Padas Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Gunung ini terletak tepat di sebelah utara jalan Raya Ngawi-Caruban atau di sebelah barat Puskesmas Padas. Lokasinya sangat berdekatan dengan jalan raya. Jadi, apabila kita melewati jalan raya ngawi-Caruban, pasti melewati Gunung urung ini.
Gunung Urung yang dalam bahasa inidonesia berarti Gunung yang belum jadi. Urung = Belum. Menurut salah seorang warga yang rumahnya tepat disamping gunung ini mengatakan dan menjelaskan sejarah terjadinya Gunung Urung di Desa Munggut, bahwa Gunung ini terjadi sejak zaman nenek moyang yang pada saat itu tiba-tiba saja muncul sebuah Gunung yang memanjang sepanjang 200 m ke sebelah utara. "Gunung iki ujuk-ujuk metu dewe mas, tapi pas gunung iki urung dadi, dumadakan ono wali lewat sing ndadekake gunung iki ora kaya gunung umume. Gununge dadi ora dhuwur, nanging dawa." Kata warga yang saya wawancara yang kebetulan sebagai pemilik tanah (gunung) yang sekarang ia jual kepada tetangganya itu. Kalo diterjemahkan kedalam bahasa indonesia berarti ;
Gunung ini tiba-tiba muncul, tetapi ketika gunung ini belum jadi, tiba-tiba ada seorang wali lewat, sehingga membuat gunung ini tidak seperti gunung pada umumnya. Gunungnya tidak tinggi tetapi memanjang. Warga ini bercerita dengan nada setengah gemetar dan tidak mau bercerita yang lebih lagi, katanya takut.
Maklum, dunia mistik sangat erat berkaitan dengan kehidupan warga.
Status kepemilikan Gunung ini adalah milik pribadi, karena  berada pada tanah pribadi, yaitu milik Ibu Fatimah yang rumahnya berada di samping Gunung Urung ini. Gunung ini dahulu sepanjang 200 m, tetapi karena sering di gali dan dijual (sebagai tanah urug), gunung ini hanya tinggal 10 m. Gunung ini ditumbuhi pohon beringin besar yang seolah membuat Gunung ini nampak menyatu dengan akar beringin.
Ada hal aneh yang juga menjadi cerita warga sekitar Gunung Urung ini. Adalah beberapa meter ke sebelah timur Gunung ini, merupakan tempat tinggal Ular Naga Ghaib yang bertubuh Raksasa. Beberapa warga mengaku pernah melihat Ular Raksasa ini. Karena hal inilah Jalan Raya yang kebetulan menjadi Sarang Ghaib Ular Raksasa ini tak dapat untuk di aspal. Meski pemerintah setempat berulang kali memperbaiki Jalan raya ini, tetap saja selalu rusak dan ambles. Bahkan dengan cara di Paku Bumi pun sudah ditempuh, lagi-lagi ambles lagi. Salah seorang warga menuturkan bahwa, "Jalan Caruban-Ngawi yang tepat menjadi sarang Ular Naga Raksasa ini harus di pindah. Selama tidak dipindah, sang Naga tidak akan rela dan jalan akan tetap ambles, meski dengan alat cangggih sekalipun".
 Jika anda penasaran, silahkan kunjungi Gunung Urung ini sambil menikmati kedai minuman di bawah Gunung. Dengan suasana teduh, angin sepoi-sepoi siap memanjakan anda. Kesejukannya bisa membuat inspirasi anda muncul dan menyegarkan fikiran anda. Anda juga dapat menaiki Gunung ini dan melihat dari ketinggian suasana Jalan Caruban-Ngawi yang lalu lalang kendaraan bermotor. Selamat berkunjung dan Jangan lupa berikan komentar dan Klik like facebooknya sebagai dukungan dan kelangsungan blog ini. Terima Kasih..   BERIKUT FOTO_FOTONYA :




Wisata Srigati Alas Ketonggo Ngawi, tempat 1001 aura spiritual

Pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Srigati " Alas Ketonggo" terasa udara segar bercampur hening menusuk dada dan membuat bulu kuduk berdiri penuh misteri dan juga hawa mistis menyelimuti tubuh meski di siang hari. Segala ketakutan dan hal-hal lain yang biasanya pengunjung  bayangkan sebelumnya akan terjawab dengan mengagumi penciptaan Allah SWT yang demikian luar biasa indahnya di sini. Srigati berada di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.
Konon kabarnya, tempat ini dulunya adalah tempat peristirahatan Prabu Brawijaya V setelah lari dari kerajaan Majapahit karena kerajaan diserbu oleh bala tentara Demak dibawah pimpinan Raden Patah. Disini, terdapat Pelenggahan Agung yang banyak dijadikan sebagai tempat bermeditasi bagi mereka yang ingin Ngalap berkah dalam usaha dan Lain-lain. Masyarakat sekitar percaya bahwa Pelenggahan tersebut merupakan tempat dimana Raden Wijaya bertapa mencari petunjuk sebelum membangun kerajaan majapahit Di Srigati juga terdapat sebuah batu besar yang biasa di sebut "Watu Gede" atau Batu Besar, konon disinilah merupakan pintu gerbang kerajaan "Dunia Lain" yang ada disana. Selain itu disini ada sebuah tempat bertemunya dua muara sunga yang disebut "Kali Tempuk" yang sering digunakan untuk mandi bagi mereka yang mendalami ilmu kekebalan, agar awet muda, dan berbagai tujuan lainnya.
Salah satu hal yang akan membuat hati anda merasa diselimuti hawa mistis di sini adalah ketika anda melihat orang-orang yang sedang melakukan ritual. Ada yang bertapa dipinggir kali, nyekar bunga di bawah pohon, bahkan ada yang rela tinggal di situ mengabdikan dirinya untuk terus bertapa di alas (hutan) ini. Memasuki Palenggahan Agung yang nampak adalah kain putih sebagai simbol kesucian yang menambah hawa mistis di sini.
Biaya masuk Srigati ini cukup murah dan bahkan Gratis. Parkir juga aman. Jika anda ingin mencicipi kuliner di sini memang tidak selengkap tempat wisata lainnya. Karena untuk menjaga kemurnian  dan kewingitan alas ini, sengaja untuk membatasi hal-hal yang bisa merusak keaslian. Termasuk jalan sepanjang 1 km yang dibuat sedemikian rupa.
Jangan lupa berikan komentar yang membangun dan klik likebox Facebooknya di bawah ini. Thanks,.

Museum Trinil Ngawi Jawa Timur situs Purbakala

Museum Trinil terletak di Jalan Raya Solo – Surabaya, Pedukuhan Pilang, Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, kurang lebih 13 kilometer arah barat pusat kota Ngawi, dan untuk mencapai lokasi ini dapat ditempuh dengan semua jenis kendaraan.Disini anda dapat melihat-lihat dan mengamati benda/fosil zaman purba, diantaranya :
  1. Fosil tengkorak manusia purba ( Phitecantropus Erectus Cranium Karang Tengah Ngawi )
  2. Fosil tengkorak manusia purba (Pithecantropus Erectus Cranium Trinil Area)
  3. Fosil tulng rahang bawah macan (Felis Tigris Mandi Bula Trinil Area)
  4. Fosil gigi geraham atas gajah (Stegodon Trigonocephalus Upper Molar Trinil Area), 
  5. Fosil tulang paha manusia purba (Phitecantropus Erectus Femur Trinil Area), 
  6. Fosil tanduk kerbau (Bubalus Palaeokerabau Horn Trinil Area), 
  7. fosil tanduk banteng (Bibos Palaeosondaicus Horn Trinil Area)
  8. Fosil gading gajah purba (Stegodon Trigonocephalus Ivory Trinil Area). 
Disamping itu masih ada beberapa fosil tengkorak : Australopithecus Afrinacus Cranium Taung Bostwana Afrika Selatan, Homo Neanderthalensis Cranium Neander Dusseldorf Jerman dan Homo Sapiens Cranium. Selain fosil-fosil tengkorak yang tersebut hal yang menarik lainnya adalah, adanya sebuah tugu tempat penemuan manusia purba. Wirodihardjo atau Wiro balung alias Sapari dari Kelurahan Kawu adalah seorang sukarelawan yang menyadari bahwa tugu itu mempunyai makna yang besar dan sangat berguna bagi penelitian selanjutnya. Ia berpendapat begitu, karena ia telah menyaksikan ekspedisi atau penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan setelah penggalian yang dilakukan E.Dubois dan Salenka. Orang asing atau mahasiswa datang silih berganti untuk melakukan ekspedisi yang tentunya dengan biaya yang mahal. Oleh karena itu, sebagai putra daerah tersebut, ia merasa ikut bertanggungjawab atas kelestarian tempat itu.
Oleh pemerinah daerah setempat lokasi ini juga telah dilengkapi fasilitas taman yang nyaman bagi keluarga. Lengapi paket wisata di Ngawi dengan mengunjungi juga di Benteng Pendem Belanda Van Den Bosch.
Jangan lupa klik like box facebooknya dibawah ini dan berikan komentarnya.

Penemuan Sumur Gas di Pangkur Ngawi akibat Lupa Orek-orek

Penemuan sumur gas di Dusun Karasan Kec. Pangkur Ngawi ternyata mengundang berbagai tanggapan dari berbagai elemen masyarakar sekitar. Salah seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya menanggap bahwa munculnya sumber gas tersebut pertanda buruk bagi warga Desa sekitar Waruktengah. Terlebih para pemuda dan tokoh pejabat yang akhir-akhir ini sangat tidak menghargai budaya warisan nenek moyang. Memang, Waruktengah adalah awal mula terciptanya Tari orek-orek khas Ngawi. Tari ini mengandung nilai filosofis yang tinggi. Namun, seringkali para pejabat dan generasi penerus hanya memikirkan diri sendiri, "iki ngono tandha yen bumine nesu, pejabat padha mangan duite rakyat, rakus mangan asil bumi.Tapi, ora nate sodakoh lan mikir rakyate' kata salah seorang warga yang ketika ditemui takut untuk menyebutkan namanya ini.
Lepas dari penafsiran warga tersebut, warga lain berharap bahwa Pemerintah Daerah melalui lembaga terkait agar meneliti kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan. Bahkan beberapa warga berharap agar dijadikan potensi wisata Ngawi yang dipaketkan dengan Pembangunan Sanggar Tari Orek-orek di Desa Waruktengah. Yen aku mikir positif wae, sumur gas iki iso kanggo wisata. Nah, bubar nari orek-orek yen luwe kan iso godhok mie instan nang sumur kene. Nah,gampangane ngono kui, tapi umpama di gae wisata Sumber Daya Alam gae cah sekolah, yo apik kok" Kata salah seorang Guru TK.
Memang sumber gas tersebut sekarang dipasang pipa dan digunakan warga untuk memasak mie, menggoreng telur, dan banyak lagi. Mungkin ini jawaban atas naiknya harga elpiji, masyarakat kini tak perlu membeli Gas Elpiji, cukup menongkrongkan panci di sini dan menunggu beberapa saat sudah dapat menikmati masakannya.
Anda penasaran ? silahkan berkunjung di Dusun Karasan, Desa Waruktengah, Kec. Pangkur, Kab. Ngawi. Sumber gas yang ditemukan warga yang bernama Muhajir ini pertama kali di temukan saat menggali sumurnya. Karena takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, maka dikuburlah sumur itu. Kejadian tersebut berulang lagi, tiba-tiba sumur paralonnya terdengar suara gemuruh. Dan setelah dilihat ternyata sumurnya muncul sumber gas dan jika disulut api maka akan  keluar apinya. Jika pemerintah daerah mampu mewujudkan wisata ini, bukan tidak mungkin akan menjadi tempat wisata favorit keluarga dan anak-anak sekolah.

Jangan lupa klik like box facebooknya dibawah ini dan berikan komentarnya.

Sejarah dan Asal Usul Ketupat

Dalam benak kita mungkin jarang tersirat pertanyaan tentang sejarah asal-usul ketupat ini. Padahal sebagai manusia kita harus menjalani kehidupan ini dengan belajar dan membaca. Ingat ! Wahyu Alloh pertama kali turun adalah perintah untuk Bacalah ! yang berarti kita harus menimba ilmu dan mencari tahu. Nah, dihari lebaran (hari Raya Idul Fitri) makanan jenis ini banyak sekali kita jumpai. bahkan, di daerah penulis "Ngawi" tradisi ini masih sering dilaksanakan sepekan setelah sholat id. 
Terus terang saya suka banget sama ini makanan. Apalagi ibu saya jago masak, Kalo istri sich,. masaknya baru belajar, jadi agak kurang enak. (sssssssttttt,.... jgn bilang2 ke dia ya..?) Tp, istri saya jago koq masak yg laen. Maksudku masak Belendrang (sejenis sayur kuah yang selalu dipanasi biar nggak basi) he.. he... he...
Nah,.jadi lupa sama inti artikel ne,. Oke.. oke.. menurut penelusuran dan mata batin saya sejarah ketupat adalah sebagai berikut :
Sunan Kalijaga adalah orang yang pertama kali memperkenalkannya pada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat dimulai seminggu sesudah Lebaran. Pada hari yang disebut Bakda Kupat tersebut, di tanah Jawa waktu itu hampir setiap rumah terlihat menganyam ketupat dari daun kelapa muda. Setelah sudah selesai dimasak, kupat tersebut diantarkan ke kerabat yang lebih tua, menjadi sebuah lambang kebersamaan.
Ketupat sendiri menurut para ahli memiliki beberapa arti, diantaranya adalah mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia, dilihat dari rumitnya anyaman bungkus ketupat. Yang kedua, mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan, dilihat dari warna putih ketupat jika dibelah dua. Yang ketiga mencerminkan kesempurnaan, jika dilihat dari bentuk ketupat. Semua itu dihubungkan dengan kemenangan umat Muslim setelah sebulan lamanya berpuasa dan akhirnya menginjak hari yang fitri.

Macam-macam Ketupat Indonesia :
Ketupat atau Kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara yang dibuat dari beras. Beras ini dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan dikukus sehingga matang. Ketupat paling banyak ditemui sekitar waktu Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa. Ketupat juga sering dihidangkan dengan sate. Bila dihidangkan dengan tahu dan gulai menjadi kupat tahu. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Singapura dan sebagainya.
Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Di Bali ketupat sering pula dipersembahkan sebagai sesajian upacara.
1. Ketupek Katan Kapau
Katupek katan yang khas Kapau, yaitu ketupat ketan berukuran kecil yang dimasak dalam santan berbumbu. Ketupat ketan adalah versi rebus dari lemang. Santannya menjadi sampai kental sekali dan merasuk ke dalam ketupat. Ketupat kentan ini bisa dimakan sebagai dessert, tetapi juga bisa dimakan dengan lauk pedas, misalnya gulai itik cabe hijau atau rendang.
2. Ketupat Glabed
Ada lagi sajian rakyat lain di Tegal yang sangat populer, yaitu Kupat Glabed. Kali ini bukan ketupat dari desa Glabed. Kupat glabed adalah ketupat yang dimakan dengan kuah kuning kental. Glabed sendiri sebenarnya berasal dari ucapan orang Tegal bila mengekspresikan kuah yang kental ini. Glabed-glabed!
Ketupatnya dipotong-potong, dibubuhi tempe goreng, dan disiram dengan kuah glabed. Tambahkan sambal bila ingin citarasa pedas. Topping-nya adalah kerupuk mi yang terbuat dari tepung singkong dan taburan bawang goreng. Sebagai lauknya, Kupat Glabed selalu didampingi dengan sate ayam atau sate kerang.

3. Ketupat Betawi (Bebanci)
Masakan paling khas dan unik yang dimiliki masyarakat Betawi adalah ketupat bebanci. Saat ini nggak ada orang yang jual ketupat bebanci. Padahal sangat unik dan enak.
Sesuai dengan namanya, ketupat bebanci adalah masakan dengan unsur utama ketupat. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.

4. Ketupat Blegong (tegal)
Kupat Blengong (Kupat Glabed dengan daging Blengong, Blengong=Keturunan hasil perkawinan Bebek dan Angsa)

5. Ketupat Bongko (tegal)
Kupat Bongko adalah Ketupat dengan sayur tempe yang telah diasamkan.

6. Ketupat cabuk rambak (solo).
Cabuk rambak adalah ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, dan disiram dengan sedikit sambal wijen (dicampur kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu digongseng). Ada yang menyukai sambal yang sangat pedas, ada yang menyukai rasa sambal yang gurih. Rasa sambalnya memang sangat khas. Hidangan ini disajikan dengan kerupuk nasi yang disebut karak.

7 .Ketupat/lontong Sayur
Lontong Sayur. Biasanya Lontong sayur itu artinya santan kental yang gurih, tapi kalo mau sehat (baca: engga mau makan santan) dikasih soun, telur rebus dan ditaburi bawang goreng.

Kewingitan Ketupat :
Ketupat ternyata mempunyai beberapa Aturan untuk membuatnya,..
ketupat oleh masyarakat di daerah penulis yang beradat jawa, tidak sembarangan untuk membuatnya. Tidak semua orang boleh membuatnya. Yang berhak membuat dan memasaknya adalah mereka - mereka yang mempunyai anak yang meninggal  dalam umur masih kecil. Nah, menurut cerita,. jika seseorang yang tidak mempunyai anak yang telah meninggal, jika membuatnya maka akan menemui suatu bahaya. Tetapi, kalo membuat lontong atau makanan sejenisnya sih boleh. Tp, menurut saya, hal tersebut sangat tidak masuk akal. Tak jarang sebgaian orang juga mempercayainya lho ? Kesimpulannya kembali ke anda,..
yang jelas i like Ketupat apalagi tambah sayur ayam..

_______jangan lupa klik Facebook dan Like Box nya.. berikan komentar yang membangun sebagai donasi anda untuk artikel di web blog ini. Terimakasih________

Benteng Pendem Ngawi, Benteng Van Den Bosch

     Alamat : Timur Pasar Besar Ngawi, tepatnya Di Desa/Kampung Pelem. Hanya 3 Km dari Kota Ngawi. Benteng ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1839 – 1845 M dengan nama Fort Van Den Bosch. Pada akhir tahun 2011 akhirnya benteng pendem ngawi dibuka untuk umum setelah puluhan tahun benteng ini tertutup untuk umum. Hal ini terjadi karena gudang senjata juga dipindahkan ke jalan Siliwangi. Meskipun telah berusia tua, benteng pendem ngawi masih sangat kokoh. Bangunan ini terdiri dari pintu gerbang utama serta kamar kamar yang digunakan untuk para tentara. Ada sebuah halaman rumput di tengah tengah benteng dan juga ada beberapa tempat yang dulunya digunakan sebagai kandang kuda. Di sekeliling benteng ada gundukan tanah yang memang sengaja dibuat untuk menahan luapan air sungai bengawan solo hal ini pula yang menjadikan benteng ini terkesan terpendam. Parit selebar 5 meter dahulunya juga ada mengelilingi benteng ini, Namun karena sudah lama parit ini sudah tertutup tanah. Bangunan Ini Sangat menakjubkan, sebagai bukti bangunan bersejarah yang masih kokoh sampai saat ini. Di sini anda bisa mengelilingi bangunan lawas dengan konstruksi khas Belanda. Selain itu anda juga bisa naik perahu sesek menuju Museum Trinil untuk rute wisata selanjutnya.